lingkarkudus.blogspot.co.id Pemerintah Indonesia kini kembali dibuat
pusing dengan aksi kelompok Abu Sayyaf. Kelompok yang telah menyandera 10 WNI
di dekat perairan Filipina dan meminta tebusan.
Sementara kelompok Santoso
merupakan buronan paling dicari oleh pemerintah Indonesia saat ini.
Bersama kelompoknya Abu Sayyaf, Santoso disebut kerap menyebarkan teror di Poso,
Sulawesi Tengah. Tak cuma itu, Santoso juga masuk ke dalam daftar
teroris yang paling dicari Amerika Serikat (AS).
Mantan Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyaad Mbai menyebut
Santoso adalah sosok yang dianggap bertanggung jawab terhadap sejumlah
aksi pembunuhan terhadap warga di Poso tersebut rekaan.
Dia
yakin, Santoso memang benar ada dan dalam waktu dekat akan ditangkap.
Apalagi posisi kelompok teroris jaringan Santoso berada di Poso saat ini
terus terdesak. Gabungan Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) yang dinamakan Satgas Tinombala ini terus menyisir kelompok
Santoso.
"Memang banyak yang mengatakan dia sengaja dibiarkan,
jadi proyek, biar operasi lama-lama di sana. Banyak orang membandingkan
seperti DOM (Daerah Operasi Militer) di Aceh dulu," kata Ansyaad kepada
merdeka.com, pekan lalu.
Ansyaad mengungkapkan, Santoso telah
menjadi pria yang paling diburu sejak 2007. Dia dituding sebagai otak
pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga siswi SMK di Poso, disusul kasus
pembunuhan terhadap sejumlah polisi yang dikuburkan dalam satu lubang.
Kini, sudah hampir satu dekade dia bergerilya menghadapi polisi dan TNI.
Meski begitu, polisi meyakini Santoso bukan putra daerah melainkan
pendatang di Poso. Sebelum terlihat dalam organisasi teror, dia pernah
tertangkap karena mencuri sepeda motor, namun dibebaskan setelah
menjalani hukuman. Walaupun sudah membaiat diri dengan menyatakan
bergabung dengan kelompok Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS), namun
pengaruhnya masih jauh di bawah Abu Jandal serta Bahrun Naim, otak
pemboman di Jalan MH Thamrin
0 komentar:
Posting Komentar